Paceklik Gol Landa Liga Premier
Kembalinya Jose Mourinho menjadi manajer Chelsea, kehadiran mantan pelatih Real Madrid dan Malaga Manuel Pellegrini di Manchester City, dan kedatangan sejumlah pemain top Eropa dalam diri Mesut Ozil (Arsenal), Stevan Jovetic, Alvaro Negredo (City), dan Christian Eriksen serta Roberto Soldado di Tottenham Hotspur, membuat para pecinta sepakbola Liga Inggris sangat berharap kompetisi Liga Premier di musim ini bakal jauh lebih menarik dan terjadi hujan gol.
Namun, harapan tersebut tampaknya mesti diredam lebih dahulu. Sebabnya, dalam empat pekan pertama Liga Premier di musim ini, justru jumlah gol yang terjadi menoreh rekor buruk sepanjang kompetisi liga utama di Inggris itu memasuki era baru, premiership di musim 1992-1993. Total jenderal, dai 40 partai hanya tercipta 78 gol atau rata-rata 1,95 gol per pertandingan.
Jumlah gol yang minim tersebut tak lepas dari hasil pertandingan di enam partai yang berkesudahan imbang tanpa gol alias 0-0. Keenam partai tersebut adalah laga antara Southampton vs West Ham United, Stoke City vs Manchester City, Cardiff City vs Everton, Manchester United vs Chelsea, Everton vs West Bromwich Albion, dan Newcastle United vs West Ham United.
Jumlah gol tersebut sejatinya tertolong oleh pertandingan yang digelar tadi malam di Liberty Stadium. Berkat peran aktif Jonjo Shelvey, laga antara Swansea City dan Liverpool yang berjalan menarik tersebut berakhir dengan skor 2-2. Jika tidak, maka kompetisi musim ini menoreh rekor start terburuk sepanjang era premiership.
Jumlah 78 gol tersebut sama dengan catatan merah di musim 1998-1999, musim dimana MU menoreh rekor treble winners. Lebih jauh, 78 gol di musim ini terpaut atau kurang dari 42 gol dari jumlah gol (116 gol) yang dicetak di empat pekan pertama musim lalu.
Jika dibandingkan dengan kompetisi top Eropa lainnya, rata-rata produktivitas gol di Liga Premier kian menyedihkan. Dalam lima partai perdana, Bundesliga mendulang 148 gol atau rata-rata 3,28 gol per partai. Pun demikian halnya jika dibandingkan dengan La Liga (117 gol atau rata-rata 3,08 gol per partai), Ligue 1 (104 gol atau rata-rata 2,08 gol per partai) dan Serie A yang mendulang 87 gol dari tiga pekan pertama atau rata-rata 2,9 gol per laga.
Namun, harapan tersebut tampaknya mesti diredam lebih dahulu. Sebabnya, dalam empat pekan pertama Liga Premier di musim ini, justru jumlah gol yang terjadi menoreh rekor buruk sepanjang kompetisi liga utama di Inggris itu memasuki era baru, premiership di musim 1992-1993. Total jenderal, dai 40 partai hanya tercipta 78 gol atau rata-rata 1,95 gol per pertandingan.
Jumlah gol yang minim tersebut tak lepas dari hasil pertandingan di enam partai yang berkesudahan imbang tanpa gol alias 0-0. Keenam partai tersebut adalah laga antara Southampton vs West Ham United, Stoke City vs Manchester City, Cardiff City vs Everton, Manchester United vs Chelsea, Everton vs West Bromwich Albion, dan Newcastle United vs West Ham United.
Jumlah gol tersebut sejatinya tertolong oleh pertandingan yang digelar tadi malam di Liberty Stadium. Berkat peran aktif Jonjo Shelvey, laga antara Swansea City dan Liverpool yang berjalan menarik tersebut berakhir dengan skor 2-2. Jika tidak, maka kompetisi musim ini menoreh rekor start terburuk sepanjang era premiership.
Jumlah 78 gol tersebut sama dengan catatan merah di musim 1998-1999, musim dimana MU menoreh rekor treble winners. Lebih jauh, 78 gol di musim ini terpaut atau kurang dari 42 gol dari jumlah gol (116 gol) yang dicetak di empat pekan pertama musim lalu.
Jika dibandingkan dengan kompetisi top Eropa lainnya, rata-rata produktivitas gol di Liga Premier kian menyedihkan. Dalam lima partai perdana, Bundesliga mendulang 148 gol atau rata-rata 3,28 gol per partai. Pun demikian halnya jika dibandingkan dengan La Liga (117 gol atau rata-rata 3,08 gol per partai), Ligue 1 (104 gol atau rata-rata 2,08 gol per partai) dan Serie A yang mendulang 87 gol dari tiga pekan pertama atau rata-rata 2,9 gol per laga.
Jangan lupa juga baca info selanjutnya ... 
0 komentar:
Posting Komentar